Ibu hamil yang terinfeksi tuberkulosis kerap kali ragu untuk minum obat karena cemas pada
keselamatan bayinya. Meski, tuberkulosis harus lantas ditangani supaya
kondisinya tidak menjadi kian parah.
Tuberkulosis (TB)
harus memperoleh penanganan yang ideal, karena apabila tidak, keadaan ini bisa
menyebabkan keadaan yang lebih berat. Seandainya kamu sedang hamil dan
mengalami TB, tentu saja bisa menimbulkan risiko bagi kehamilanmu. Oleh karena
itu, ibu hamil dengan TB harus ekstra hati-hati.
Pengobatan Tuberkulosis pada Ibu Hamil
Kau tidak perlu cemas karena pada prinsipnya tuberkulosis yang terjadi pada ibu
hamil tetap bisa teratasi, padahal mungkin penanganannya sedikit lebih kompleks
apabila diperbandingkan dengan penderita TB yang tidak hamil. Pengobatan TB
selama kehamilan umumnya tergolong aman, karena macam dan dosisnya sudah
disesuaikan supaya tidak berbahaya bayi dalam kandungan dan kandungan.
Sebelum upaya pengobatan dikerjakan, dokter akan menjalankan
serangkaian prosedur untuk mendiagnosis macam tuberkulosis yang dialami, di antaranya lewat pemeriksaan riwayat
keluhan, pemeriksaan jasmaniah, dan pemeriksaan pendorong seperti foto Rontgen,
percobaan sputum, dan pemeriksaan darah. Pengobatan tuberkulosis yang
diberikan, akan disesuaikan dengan macam TB yang dialami oleh ibu hamil:
Pengobatan pada TB laten
Bisa saja kamu didiagnosa mengalami tuberkulosis saat hamil, padahal belum timbul gejala. Kondisi ini
dikenal sebagai TB laten, dan pengobatannya akan diberikan dengan penuh
pertimbangan. Lazimnya kamu akan dianjurkan untuk mulai minum obat setelah 2-3
bulan pascamelahirkan. Meski pada sebagian kasus, pengobatan bisa diberikan
selagi hamil.
Pengobatan pada TB aktif
Meski pada ibu hamil yang mengalami gejala tuberkulosis, dan didiagnosis menderita
TB aktif, akan lantas ditangani dengan pemberian obat TB kombinasi. Artinya ada
sebagian macam obat yang digabungkan menjadi satu untuk dikonsumsi tiap-tiap
hari, untuk melawan infeksi TB aktif saat hamil.
Dokter akan memberikan obat yang sudah disesuaikan, bagus
macam ataupun dosisnya, demi menjaga keamanan ibu hamil dan bayi dalam
kandungan. Menjalani pengobatan TB saat hamil secara disiplin, penting
dikerjakan layak saran dokter. Lazimnya pengobatan TB bisa memakan waktu 6
sampai 9 bulan. Opsi pengobatan yang ideal bisa menuntaskan TB pada ibu hamil,
sehingga infeksi ini tidak memberikan dampak yang buruk kepada bayi dalam
kandungan.
Bahaya dan Dampak Seandainya Tidak Diobati
Selama kamu menjalani pengobatan secara teratur, besar
kemungkinan infeksi tuberkulosis
tidak akan memengaruhi bayi. Seandainya tidak lantas ditangani, karenanya
infeksi TB saat hamil bisa menyebabkan:
1.
Meningkatkan risiko kelahiran prematur
2.
Berat badan bayi lahir rendah
3.
Infeksi TB menular pada bayi dalam kandungan
4.
Ibu bisa menularkan infeksi TB pada orang lain
di sekitar
Perlu diingat bahwa pengobatan tuberkulosis perlu dijalani secara disiplin sampai selesai, layak
dengan saran dokter. Karena apabila tidak, kamu akan meningkatkan risiko terjadinya
kembali infeksi TB dengan keadaan bakteri yang sudah kebal (resisten) kepada
pengobatan yang ada. Yang juga dikhawatirkan, keluarga dan kerabat dekatmu bisa
tertular TB, termasuk Si Kecil yang baru lahir.
Seandainya kamu tidak menjalankan pengobatan dan diungkapkan
positif tuberkulosis setelah
melahirkan, kemungkinan kamu harus dipisahkan dengan bayi untuk mencegah
penularan. Seandainya setelah lahir, bayi kamu didiagnosis tertular TB, dokter
akan menjalankan pemeriksaan dan memberikan saran pengobatan kurang lebih
selama 6 bulan. Setelah bayi lahir, ibu yang menjalani pengobatan TB tetap
diperkenankan untuk menyusui bayinya. Karena, pengobatan TB yang kamu konsumsi
umumnya tidak memberi dampak buruk bagi bayi yang disusui.
Seandainya kamu mengalami gejala tuberkulosis saat hamil, lantas periksa ke dokter supaya bisa pesat
ditangani. Penanganan yang pesat dan ideal bisa mempercepat penyembuhan dan
meminimalkan potensi penularan TB kepada bayi.
No comments:
Post a Comment